Senin, 04 Mei 2015

METODE DAN STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD




BAB I
PENDAHULUAN


A.                LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam konteks pembelajaran bahasa selain guru harus mengetahui tentang pendekatan pembelajaran, seorang pendidik  harus dapat memahami metode-metode pembelajaran di sekolah dasar agar dapat memaksimalkan keefektifan dalam belajar-mengajar. Pada hakikatnya tidak ada metode yang paling baik diantara semua metode tetapi bagaimana cara guru menerapkan dan dapat memilih metode yang paling pas untuk diterapkan dengan kondisi yang ada.
Setelah para guru memahami pendekatan-pendekatan dalam program pengajaran bahasa, selanjutnya guru menentukan metode-metode apa yang akan diterapkannya dalam proses pembelajaran. Metode adalah rencana penyajian bahan secara menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan pendekatan atau approach tertentu dalam Tatat Hartati dkk. (2006).
Sedangkan Tarigan dkk. (2006) perbedaan pandangan mengenai teori belajar juga mewarnai perbedaan metode. Teori belajar merupakan landasan suatu metode yang berorientasi dua hal. Pertama, proses kognitif yakni proses yang terjadi dalam belajar suatu bahasa. Kedua, kondisi belajar yakni kondisi-kondisi yang mendukung berlangsungnya proses belajar bahasa berjalan baik. Metode pembentukan kebiasaan (habit formation) adalah metode yang berorientasi pada proses. Metode alamiah (natural method) berorientasi pada situasi di mana belajar itu terjadi dan kondisi belajar. Metode berfungsi sebagai jembatan penghubung antara teori dan praktik, antara pendekatan dan teknik

B.     RUMUSAN MASALAH
a)      Bagaimana hakikat metode pembelajaran bahasa ?
b)      Sebutkan dan jelaskan apa saja macam-macam metode dalam pembelajaran bahasa di sekolah dasar ?
C.    TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk membantu mahasiswa-mahasiswi dalam memahami macam-macam metode dalam pembelajaran bahasa di sekolah dasar. Dan dapat memenuhi salah satu tugas kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hakikat Metode
              Metode merupakan rencana keseluruhan bagi penyajian bahan bahasan secara rapi dan tertib, yang tidak ada bagian-bagiannya yang berkontradiksi dan kesemuanya itu didasarkan pada pendekatan terpilih.(Anthony dalam Tarigan, 10:1991).                                                               
Metode pada hakikatnya adalah suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan      yang telah ditetapkan, yang meliputi hal-hal berikut.
a)      Pemilihan bahan
b)      Urutan bahan
c)      Penyajian bahan
d)     Pengulangan bahan                                                                                                
             Tentang pemilihan bahan atau materi pelajaran dapat digunakan prinsip alamiah atau    random. Prinsip alamiah dalam pemilihan bahan adalah sesuai dengan apa yang diperlukan, seperti halnya kalau kita mempelajari bahasa sendiri. Pemilihan bahan secara random, yaitu pemilihan bahan yang dirasa penting( oleh guru ) dan sesuai pula dengan situasi yang dihadapi. Baik secara alamiah atau random, pemilihan bahan itu didasarkan pada kriteria berikut :
a)      Bagian-bagian yang paling sering digunakan
b)      Paling berguna
c)      Paling mudah mengerjakannya
d)     Gabungan ketiganya
                   Penentuan bahan dan pengelompokannya akan mempermudah serta memperlancar proses belajar-mengajar. Untuk itu dapat dikemukakan kriteria berikut ini :
a)      Bagian-bagian yang lebih sederhana didahulukan dari bagian-bagian yang kompleks
b)      Bagian-bagian yang lebih berguna dan sering digunakan didahulukan dari bagian-bagian yang kurang bergunadan jarang digunakan
c)      Diperhatikan tingkat kesukarannya, artinya mendahulukan bahan yang lebih mudah daripada yang sukar
d)     Diperhatikan kesinambungan bahan pengajaran itu sendiri
Selanjutnya mengenai penyajian bahan didasarkan pada kriteria berikut ini :
a)      Apakah bahasan lisan disajikan lebih dahulu dari bahsa tulis, atau keduanya disajikan sekaligus
b)      Cara penyajian bahasa lisan dan bahasa tulis jangan disamakan begitu saja
c)      Kapan sebaiknya kosakata disajikan dan kapan sebaiknya kalimat disajikan, serta bagaimana contoh-contohnya yang memadai
d)     Penggunaan alat bantu yang relevan perlu diperhatikan
e)      Menumbuhkan kebiasaan berbahasa yang dipelajari
f)       Cara pemberian tugas kepada siswa baik mandiri maupun kelompok
g)      Adanya evaluasi untuk mengetahui bahan yang kita ajarkan itu sudah dapat diserap oleh siswa atau belum
          Sedangkan pengulangan bahan atau repetisi merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk menumbuhkan kebiasaan berbahas melalui bahan yang telah diberikan itu. Ada dua cara untuk mengulangi bahasa, yaitu dengan cara dihafalkan dikepala dan cara substitusi atau penggantian.
   
B.     Macam-macam Metode Pembelajaran Bahasa Di Sekolah Dasar
Dalam pembelajaran bahasa menurut William Francis Mackey  terdapat empat macam metode, yaitu :
a.      Metode Linguistik

Prinsip metode ini adalah pendekatan ilmiah karena yang menjadi landasan pembelajaran adalah hasil dari penelitian para linguis (ahli bahasa). Urutan penyajian bahan pembelajaran disusun sesuai tahap-tahap kesukaran yang mungkin dialami siswa.
Dengan demikian pada metode ini tidak dilarang menggunakan bahasa ibu murid, karena bahasa ibu murid akan memperkuat pemahaman bahasa tersebut.

b.      The Unit Method (Metode Unit)
Metode ini merupakan penerapan sistem mengajar. Metode ini dapat memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk menemukan kaidah bahasanya. Disamping itu membuat siswa kreatif membuat contoh-contoh. Bagi mereka yang terbiasa hidup santai dan pasif metode ini merupakan hal yang menghambat baginya.

Menurut Herbart ada lima langkah yang dapat dilakukan, yakni :
1)      persiapan murid
2)      Penyampaian bahan
3)      Bimbingan melalui induksi
4)      Penarikan kesimpulan secara generalisasi
5)      Penerapan 

Metode unit dapat diterapkan di berbagai jenjang seko­lah, sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah atas, dan bah­kan di perguruan tinggi. (Burhan,1971:167; Pateda,1991 : 134)




c.       Language Control Method (Metode Pembatasan)
Menurut Mackey, metode ini disebut juga metode pembatasan bahasa, yaitu metode yang mengadakan pembatasan dan gradasi terhadap kosa kata dan kalimat yang akan diajarkan (Pateda, 1991:135).
Dengan kata lain mencari jalan yang paling pendek dan paling efisien agar dalam waktu singkat dan dengan jalan yang mudah murid-murid dapat menguasai sejumlah kata-kata dan pola-pola kalimat yang terbatas, tetapi mempunyai kegunaan yang tinggi dalam kehidupan (Burhan,1971:16).

Metode ini memiliki keunggulan karena dengan mempela­jari kosa kata dan pola kalimat yang banyak pemakaiannya, mau tidak mau secara sadar atau tidak siswa akan mudah me­ngerti bahan yang baru diajarkan. Sebaliknya, karena kosa kata dan pola kalimat yang frekuensinya tinggi saja yang di­ajarkan, berakibat siswa hanya berkecenderungan memiliki kosa kata dalam lingkup itu saja. Dengan kata lain, kata-kata dan pola-pola kalimat tertentulah yang dapat dikuasai siswa

d.      Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

Metode ini diprogramkan pemerintah RI mulai tahun 1974. Regu yang dipimpin oleh Dr. A.S. Broto pada waktu itu telah menghasilkan Metode SAS. Menurut A.S. Broto khususnya disediakan untuk belajar membaca dan menulis permulaan di kelas permulaan SD. Lebih luas lagi Metode SAS dapat dipergunakan dalam berbagai bidang pengajaran. Dalam proses operasionalnya metode SAS mempunyai langkah-langkah berlandaskan operasional dengan urutan : Struktural menampilkan keseluruhan; Analitik melakukan proses penguraian; Sintetik melakukan penggabungan kembali kepada bentuk Struktural semula. Landasan linguistiknya bahwa itu ucapan bukan tulisan, unsur bahasa dalam metode ini ialah kalimat; bahwa bahasa Indonesia mempunyai struktur tersendiri. Landasan pedagogiknya; (1) mengembangkan potensi dan pengalaman anak, (2) membimbing anak menemukan jawab suatu masalah. Landasan psikologisnya : bahwa pengamatan pertama bersifat global (totalitas) dan bahwa anak usia sekolah memiliki sifat melit (ingin tahu). 
Prosedur penggunaan Metode SAS :
1)      Mula membaca permulaan dijadikan dua bagian
Bagian pertama Membaca permulaan tanpa buku
Bagian pertama Membaca permulaan buku
2)      Merekam bahasa anak melalui pertanyaan-pertanyaan dari pengajar sebagai kontak permulaan.
3)      Menampilkan gambar sambil bercerita. Setiap kali gambar diperlihatkan, muncullah kalimat anak-anak yang sesuai dengan gambar.
4)      Membaca kalimat secara structural
5)      Membaca permulaan dengan buku
6)      Membaca lanjutan.
7)      Membaca dalam hati

Segi baiknya
  1. Metode ini dapat sebagai landasan berpikir analisis.
  2. Dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa membuat anak mudah mengikuti prosedur dan akan dapat cepat membaca pada kesempatan berikutnya
  3. Berdasarkan landasan linguistik metode ini akan menolong anak. menguasai bacaan dengan lancar.

Segi lemahnya
1)      Metode SAS mempunyai kesan bahwa pengajar harus kreatif dan terampil serta sabar. Tuntutan semacam ini dipandang sangat sukar untuk kondisi pengajar saat ini.
2)      Banyak sarana yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan metode ini untuk sekolah sekolah tertentu dirasa sukar.
3)      Metode SAS hanya untuk konsumen pembelajar di perkotaan dan tidak di pedesaan
4)      Oleh karena agak sukar menganjarkan para pengajar metode SAS maka di sana-sini Metode ini tidak dilaksanakan.

Teknik pelaksanaan Metode SAS ialah keterampian memilih kata kartu kata dan kartu kalimat. Sementara anak-anak mencari huruf, suku kata, kata., pengajar dengan sebagian anak yang lain. Menempel-empelkan kata kata yang tersusun menjadi kalimat yang berarti. Begitu seterusnya sehingga semua anak mendapat giliran untuk menyusun kalimat, membacanya dan yang paling mengutpnya sebagai ketreampilan menulis. Media lain selain papan tulis, papan panel, papn tali, OHP (Over Head Projector) dapat juga digunakan.

Metode Struktural Analitik Sintetik
Menurut Supriyadi (1996) pengertian metode SAS adalah suatu pendekatan cerita yang disertai dengan gambar, yang didalamnya terkandung unsur struktur analitik sintetik. Metode SAS menurut Djauzak (1996) adalah suatu metode pembelajaran menulis permulaan yang didasarkan atas pendekatan cerita yakni cara memulai mengajar menulis dengan menampilkan cerita yang diambil dari dialog siswa dan guru atau siswa dengan siswa.
Teknik pelaksanaan pembelajaran metode SAS yakni keterampilan menulis huruf, kartu suku kata, kartu kata dan kartu kalimat. Proses operasional metode SAS mempunyai langkah-angkah dengan urutan sebagai berikut :
      (1) Struktur yaitu menampilkan keseluruhan,
       (2) Analitik yaitu melakukan proses penguraian,
 (3) Sintetik yaitu melakukan penggabungan pada struktur semula. Demikian langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pembelajaran menulis permulaan dengan metode SAS, sehingga hasil belajar itu benar-benar menghasilkan Struktur Analitik Statis. (Subana : 176).

Kegiatan pembelajaran menulis permulaan dengan metode Struktural
Analitik Sintetik (SAS) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Guru bercerita atau berdialog dengan siswa.
2. Memperlihatkan gambar yang berhubungan dengan isi cerita.
3. Menulis beberapa kalimat sebagai kesimpulan dari isi cerita.
4. Menulis satu kalimat yang diambil dari isi cerita.
5. Menulis kata-kata sebagai uraian dari kalimat.
6. Menulis suku-suku kata sebagai uraian dari kata-kata.
7. Menuliskan huruf –huruf sebagai uraian dari suku-suku kata.
8. Mensintesiskan huruf-huruf menjadi suku-suku kata.
9. Menyatukan kata-kata menjadi kalimat    
   
C.          Tehnik Pengajaran Di Kelas Rendah                                               
Setelah memahami metode pembelajaran bahasa guru juga harus mengetahui teknik-teknik atau strategi pengajaran yang lazim digunakan. Teknik bersifat prosedural. Teknik yang baik dijabarkan metode dan serasi dengan pendekatan. Berikut sejumlah teknik pengajaran bahasa Indonesia yang biasa dipraktikan guru bahasa Indonesia.
1.      Teknik Ceramah
Pelaksanaan teknik ceramah dikelas rendah dapat berbentuk cerita kenyataan, dongeng atau informasi tentang ilmu pengetahuan.
2.      Teknik Tanya Jawab
Teknik tanya jawab dapat diterapkan pada latihan keterampialn menyimak, membaca, berbicara dan menulis. Selain guru bertanya pada murid, murid juga dapat bertanya pada guru.
3.      Teknik Diskusi Kelompok
Teknik ini dapat dilakukan di kelas rendah dengan bimbingan guru. Peran guru terutama dalam pemilihan bahan diskusi, pemilihan ketua kelompok dan memotivasi siswa lainnya agar mau berbicara atau bertanya.
4.      Teknik Pemberian Tugas
Teknik ini bertujuan agar siswa lebih aktif dalam mendalami pelajaran dan memiliki keterampilan tertentu, untuk siswa kelas rendah tugas individual seperti membuat catatan kegiatan harian atau disuruh menghapal puisi atau lagu.
5.      Teknik Bermain Peran
Teknik ini bertujuan agar siswa menghayati kejadian atau peran seseorang dalam hubungan sosialnya. Dalam bermain peran siswa dapat mencoba menempatkan diri sebagai tokoh atau pribadi tertentu, misal: sebagai guru, sopir, dokter, pedagang, hewan, dan tumbuhan. Setelah itu diharapkan siswa dapat menghargai jasa dan peranan orang lain, alam dalam kehidupannya.
6.      Teknik Karya Wisata
Teknik ini dilaksanakan dengan cara membawa langsung siswa kepada obyek yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Misalkan : museum, kebun binatang, tempat pameran atau tempat karya wisata lainnya.
7.      Teknik Sinektik
Strategi pengajaran sinektik merupakan susatu strategi untuk menjadikan suatau masyarakat intelektual yang menyediakan berbagai siswa untuk bertindak kreatif dan menjelajahi gagasan-gagasan baru dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan alam, teknologi, bahasa dan seni.
Kelebihan teknik ini antara lain:
  1. Strategi ini bermanfaaat untuk mengembangkan pengertian baru pada diri siswa tenang sesuatu masalah sehingga dia sadar bagaimana bertingkah laku dalam situasi tertentu.
  2. Strategi ini bermanfaat karena dapat mengembangkan kejelasan pengertian dan internalisasi pada diri siswa tentang materi baru.
  3. Strategi ini dapat mengmbangkan berpikir kreatif, baik pada diri siswa maupun pada guru.
  4. Strategi ini dilaksanakan dalam suasana kebebasan intelektual dan kesamaan martabat antara siswa.
  5. Strategi ini membantu siswa menemukan cara berpikir baru dalam memecahkan suatu masalah.
                                                                              
































BAB III
PENUTUP



A.    KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat kami sampaikan yaitu bahwa metode berhubungan dengan pemilihan bahan, pengurutan bahan, penyajian bahan dan pengulangan bahan. Ada beberapa metode yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, yaitu : metode linguistik, The Unit Method (metode Unit), Language Control (metode pembatasan) Method, Mim-Mem Method , Practice-theory Method, Teh Dual Language Method, Cognate Method. Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)



B.     SARAN
Untuk saran dari para pembaca kami sangat mengharapkan karena dengan saran kami pun dapat belajar untuk lebih baik lagi dalam penulisan makalah, terimakasih atas kritik dan saran saudara, karena itu sangat bermanfaat untuk kami. Semoga makalah ini juga dapat bermanfaat untuk para pembaca dan khususnya untuk penulis.


















DAFTAR PUSTAKA




Milla Octaviani Hidayat.(2012).Metode Pengajaran
Bahasa:[online]:http://id.scribd.com/doc/88460078/Metode-Pengajaran-Bahasa-Rio:[ 25 Oktober 2012 ]
Ajeng Indah Wulansari & Tanti Helayati.(2012).Metode Pengajaran
Oktober 2012 ]
Rohmat Nurhidayah & Iis Apriani .(2012).Metode Pengajaran

Milla Octaviani Hidayat,Ajeng Indah Wulansari,Tanti Helayati,Rohmat Nurhidayah, Iis Apriani, Cucu Sri Rahayu.(2012).Pendidikan Bahasa Indonesia di SD.Jakarta:Universitas Terbuka,2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar