METODE DAN
STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam konteks pembelajaran bahasa
selain guru harus mengetahui tentang pendekatan pembelajaran, seorang
pendidik harus dapat
memahami metode-metode pembelajaran di sekolah dasar agar dapat memaksimalkan
keefektifan dalam belajar-mengajar. Pada hakikatnya tidak ada metode yang
paling baik diantara semua metode tetapi bagaimana cara guru menerapkan dan
dapat memilih metode yang paling pas untuk diterapkan dengan kondisi yang ada.
Setelah para guru memahami
pendekatan-pendekatan dalam program pengajaran bahasa, selanjutnya guru
menentukan metode-metode apa yang akan diterapkannya dalam proses pembelajaran.
Metode adalah rencana penyajian bahan secara menyeluruh dengan urutan yang
sistematis berdasarkan pendekatan atau approach tertentu dalam Tatat Hartati
dkk. (2006).
Sedangkan Tarigan dkk. (2006)
perbedaan pandangan mengenai teori belajar juga mewarnai perbedaan metode.
Teori belajar merupakan landasan suatu metode yang berorientasi dua hal.
Pertama, proses kognitif yakni proses yang terjadi dalam belajar suatu bahasa.
Kedua, kondisi belajar yakni kondisi-kondisi yang mendukung berlangsungnya
proses belajar bahasa berjalan baik. Metode pembentukan kebiasaan (habit
formation) adalah metode yang berorientasi pada proses. Metode alamiah (natural
method) berorientasi pada situasi di mana belajar itu terjadi dan kondisi
belajar. Metode berfungsi sebagai jembatan penghubung antara teori dan praktik,
antara pendekatan dan teknik
B.
RUMUSAN MASALAH
a)
Bagaimana hakikat metode pembelajaran bahasa ?
b)
Sebutkan dan jelaskan apa saja macam-macam metode dalam pembelajaran bahasa
di sekolah dasar ?
C.
TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Tujuan penulisan makalah ini yaitu
untuk membantu mahasiswa-mahasiswi dalam memahami macam-macam metode dalam
pembelajaran bahasa di sekolah dasar. Dan dapat memenuhi salah satu tugas
kelompok.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Metode
Metode merupakan rencana keseluruhan
bagi penyajian bahan bahasan secara rapi dan tertib, yang tidak ada
bagian-bagiannya yang berkontradiksi dan kesemuanya itu didasarkan pada
pendekatan terpilih.(Anthony dalam Tarigan, 10:1991).
Metode pada hakikatnya
adalah suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang
telah ditetapkan, yang meliputi hal-hal berikut.
a)
Pemilihan bahan
b)
Urutan bahan
c)
Penyajian bahan
d)
Pengulangan
bahan
Tentang pemilihan bahan atau materi
pelajaran dapat digunakan prinsip alamiah atau random. Prinsip
alamiah dalam pemilihan bahan adalah sesuai dengan apa yang diperlukan, seperti
halnya kalau kita mempelajari bahasa sendiri. Pemilihan bahan secara random,
yaitu pemilihan bahan yang dirasa penting( oleh guru ) dan sesuai pula dengan
situasi yang dihadapi. Baik secara alamiah atau random, pemilihan bahan itu
didasarkan pada kriteria berikut :
a)
Bagian-bagian yang paling sering digunakan
b)
Paling berguna
c)
Paling mudah mengerjakannya
d)
Gabungan ketiganya
Penentuan bahan dan pengelompokannya
akan mempermudah serta memperlancar proses belajar-mengajar. Untuk itu dapat
dikemukakan kriteria berikut ini :
a)
Bagian-bagian yang lebih sederhana didahulukan dari bagian-bagian yang
kompleks
b)
Bagian-bagian yang lebih berguna dan sering digunakan didahulukan dari
bagian-bagian yang kurang bergunadan jarang digunakan
c)
Diperhatikan tingkat kesukarannya, artinya mendahulukan bahan yang lebih
mudah daripada yang sukar
d)
Diperhatikan kesinambungan bahan pengajaran itu sendiri
Selanjutnya mengenai
penyajian bahan didasarkan pada kriteria berikut ini :
a)
Apakah bahasan lisan disajikan lebih dahulu dari bahsa tulis, atau keduanya
disajikan sekaligus
b)
Cara penyajian bahasa lisan dan bahasa tulis jangan disamakan begitu saja
c)
Kapan sebaiknya kosakata disajikan dan kapan sebaiknya kalimat disajikan,
serta bagaimana contoh-contohnya yang memadai
d)
Penggunaan alat bantu yang relevan perlu diperhatikan
e)
Menumbuhkan kebiasaan berbahasa yang dipelajari
f)
Cara pemberian tugas kepada siswa baik mandiri maupun kelompok
g)
Adanya evaluasi untuk mengetahui bahan yang kita ajarkan itu sudah dapat
diserap oleh siswa atau belum
Sedangkan pengulangan bahan atau repetisi merupakan usaha-usaha yang
dilakukan untuk menumbuhkan kebiasaan berbahas melalui bahan yang telah
diberikan itu. Ada dua cara untuk mengulangi bahasa, yaitu dengan cara
dihafalkan dikepala dan cara substitusi atau penggantian.
B.
Macam-macam Metode
Pembelajaran Bahasa Di Sekolah Dasar
Dalam pembelajaran bahasa
menurut William Francis Mackey terdapat empat macam metode, yaitu :
a.
Metode Linguistik
Prinsip metode ini adalah pendekatan ilmiah karena yang menjadi landasan pembelajaran adalah hasil dari penelitian para linguis (ahli bahasa). Urutan penyajian bahan pembelajaran disusun sesuai tahap-tahap kesukaran yang mungkin dialami siswa.
Dengan demikian pada metode ini tidak dilarang menggunakan bahasa ibu murid, karena bahasa ibu murid akan memperkuat pemahaman bahasa tersebut.
b.
The
Unit Method (Metode Unit)
Metode ini
merupakan penerapan sistem mengajar. Metode ini dapat memberikan banyak
kesempatan kepada siswa untuk menemukan kaidah bahasanya. Disamping itu membuat
siswa kreatif membuat contoh-contoh. Bagi mereka yang terbiasa hidup santai dan
pasif metode ini merupakan hal yang menghambat baginya.
Menurut Herbart ada lima langkah yang dapat dilakukan,
yakni :
1)
persiapan murid
2)
Penyampaian bahan
3)
Bimbingan melalui induksi
4)
Penarikan kesimpulan secara generalisasi
5)
Penerapan
Metode unit dapat diterapkan di berbagai jenjang sekolah,
sekolah dasar, sekolah menengah, sekolah atas, dan bahkan di perguruan tinggi.
(Burhan,1971:167; Pateda,1991 : 134)
c.
Language
Control Method (Metode Pembatasan)
Menurut Mackey, metode ini disebut juga
metode pembatasan bahasa, yaitu metode yang mengadakan pembatasan dan gradasi
terhadap kosa kata dan kalimat yang akan diajarkan (Pateda, 1991:135).
Dengan kata lain mencari jalan yang
paling pendek dan paling efisien agar dalam waktu singkat dan dengan jalan yang
mudah murid-murid dapat menguasai sejumlah kata-kata dan pola-pola kalimat yang
terbatas, tetapi mempunyai kegunaan yang tinggi dalam kehidupan
(Burhan,1971:16).
Metode ini memiliki keunggulan karena
dengan mempelajari kosa kata dan pola kalimat yang banyak pemakaiannya, mau
tidak mau secara sadar atau tidak siswa akan mudah mengerti bahan yang baru
diajarkan. Sebaliknya, karena kosa kata dan pola kalimat yang frekuensinya
tinggi saja yang diajarkan, berakibat siswa hanya berkecenderungan memiliki
kosa kata dalam lingkup itu saja. Dengan kata lain, kata-kata dan pola-pola
kalimat tertentulah yang dapat dikuasai siswa
d.
Metode Struktural
Analitik Sintetik (SAS)
Metode ini diprogramkan pemerintah RI mulai tahun 1974. Regu yang
dipimpin oleh Dr. A.S. Broto pada waktu itu telah menghasilkan Metode SAS.
Menurut A.S. Broto khususnya disediakan untuk belajar membaca dan menulis
permulaan di kelas permulaan SD. Lebih luas lagi Metode SAS dapat dipergunakan dalam berbagai bidang pengajaran. Dalam
proses operasionalnya metode SAS mempunyai langkah-langkah berlandaskan
operasional dengan urutan : Struktural menampilkan keseluruhan; Analitik
melakukan proses penguraian; Sintetik melakukan penggabungan kembali kepada
bentuk Struktural semula. Landasan linguistiknya bahwa itu ucapan bukan
tulisan, unsur bahasa dalam metode ini ialah kalimat; bahwa bahasa Indonesia
mempunyai struktur tersendiri. Landasan pedagogiknya; (1) mengembangkan potensi
dan pengalaman anak, (2) membimbing anak menemukan jawab suatu masalah.
Landasan psikologisnya : bahwa pengamatan pertama bersifat global (totalitas)
dan bahwa anak usia sekolah memiliki sifat melit (ingin tahu).
1) Mula membaca permulaan
dijadikan dua bagian
Bagian pertama
Membaca permulaan tanpa buku
Bagian pertama
Membaca permulaan buku
2) Merekam bahasa anak melalui
pertanyaan-pertanyaan dari pengajar sebagai kontak permulaan.
3) Menampilkan gambar sambil
bercerita. Setiap kali gambar diperlihatkan, muncullah kalimat anak-anak yang
sesuai dengan gambar.
4) Membaca kalimat secara
structural
5) Membaca permulaan dengan buku
6) Membaca lanjutan.
7)
Membaca dalam hati
Segi baiknya
- Metode ini dapat sebagai landasan berpikir
analisis.
- Dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa
membuat anak mudah mengikuti prosedur dan akan dapat cepat membaca pada
kesempatan berikutnya
- Berdasarkan landasan linguistik metode ini akan
menolong anak. menguasai bacaan dengan lancar.
Segi lemahnya
1) Metode SAS mempunyai kesan
bahwa pengajar harus kreatif dan terampil serta sabar. Tuntutan semacam ini
dipandang sangat sukar untuk kondisi pengajar saat ini.
2) Banyak sarana yang harus
dipersiapkan untuk pelaksanaan metode ini untuk sekolah sekolah tertentu dirasa
sukar.
3) Metode SAS hanya untuk
konsumen pembelajar di perkotaan dan tidak di pedesaan
4) Oleh karena agak sukar
menganjarkan para pengajar metode SAS maka di sana-sini Metode ini tidak
dilaksanakan.
Teknik pelaksanaan Metode SAS ialah keterampian memilih kata kartu kata dan kartu kalimat. Sementara anak-anak mencari huruf, suku kata, kata., pengajar dengan sebagian anak yang lain. Menempel-empelkan kata kata yang tersusun menjadi kalimat yang berarti. Begitu seterusnya sehingga semua anak mendapat giliran untuk menyusun kalimat, membacanya dan yang paling mengutpnya sebagai ketreampilan menulis. Media lain selain papan tulis, papan panel, papn tali, OHP (Over Head Projector) dapat juga digunakan.
Metode Struktural
Analitik Sintetik
Menurut Supriyadi
(1996) pengertian metode SAS adalah suatu pendekatan cerita yang disertai
dengan gambar, yang didalamnya terkandung unsur struktur analitik sintetik.
Metode SAS menurut Djauzak (1996) adalah suatu metode pembelajaran menulis
permulaan yang didasarkan atas pendekatan cerita yakni cara memulai mengajar
menulis dengan menampilkan cerita yang diambil dari dialog siswa dan guru atau
siswa dengan siswa.
Teknik pelaksanaan
pembelajaran metode SAS yakni keterampilan menulis huruf, kartu suku kata,
kartu kata dan kartu kalimat. Proses operasional metode SAS mempunyai
langkah-angkah dengan urutan sebagai berikut :
(1) Struktur yaitu menampilkan keseluruhan,
(2) Analitik
yaitu melakukan proses penguraian,
(3) Sintetik yaitu
melakukan penggabungan pada struktur semula. Demikian langkah-langkah yang
dapat dilakukan dalam pembelajaran menulis permulaan dengan metode SAS,
sehingga hasil belajar itu benar-benar menghasilkan Struktur Analitik Statis.
(Subana : 176).
Kegiatan pembelajaran menulis permulaan dengan metode Struktural
Analitik Sintetik (SAS) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Guru bercerita atau
berdialog dengan siswa.
2. Memperlihatkan gambar yang
berhubungan dengan isi cerita.
3. Menulis beberapa kalimat
sebagai kesimpulan dari isi cerita.
4. Menulis satu kalimat yang
diambil dari isi cerita.
5. Menulis kata-kata sebagai
uraian dari kalimat.
6. Menulis suku-suku kata
sebagai uraian dari kata-kata.
7. Menuliskan huruf –huruf
sebagai uraian dari suku-suku kata.
8. Mensintesiskan huruf-huruf
menjadi suku-suku kata.
9. Menyatukan kata-kata
menjadi kalimat
C.
Tehnik Pengajaran Di Kelas Rendah
Setelah memahami metode pembelajaran bahasa guru juga harus
mengetahui teknik-teknik atau strategi pengajaran yang lazim digunakan. Teknik
bersifat prosedural. Teknik yang baik dijabarkan metode dan serasi dengan
pendekatan. Berikut sejumlah teknik pengajaran bahasa Indonesia yang biasa
dipraktikan guru bahasa Indonesia .
1.
Teknik Ceramah
Pelaksanaan teknik ceramah
dikelas rendah dapat berbentuk cerita kenyataan, dongeng atau informasi tentang
ilmu pengetahuan.
2.
Teknik Tanya Jawab
Teknik tanya jawab dapat
diterapkan pada latihan keterampialn menyimak, membaca, berbicara dan menulis.
Selain guru bertanya pada murid, murid juga dapat bertanya pada guru.
3.
Teknik Diskusi
Kelompok
Teknik ini dapat dilakukan di
kelas rendah dengan bimbingan guru. Peran guru terutama dalam pemilihan bahan
diskusi, pemilihan ketua kelompok dan memotivasi siswa lainnya agar mau
berbicara atau bertanya.
4.
Teknik Pemberian Tugas
Teknik ini bertujuan agar
siswa lebih aktif dalam mendalami pelajaran dan memiliki keterampilan tertentu,
untuk siswa kelas rendah tugas individual seperti membuat catatan kegiatan
harian atau disuruh menghapal puisi atau lagu.
5.
Teknik Bermain Peran
Teknik ini bertujuan agar
siswa menghayati kejadian atau peran seseorang dalam hubungan sosialnya. Dalam
bermain peran siswa dapat mencoba menempatkan diri sebagai tokoh atau pribadi
tertentu, misal: sebagai guru, sopir, dokter, pedagang, hewan, dan tumbuhan.
Setelah itu diharapkan siswa dapat menghargai jasa dan peranan orang lain, alam
dalam kehidupannya.
6.
Teknik Karya Wisata
Teknik ini
dilaksanakan dengan cara membawa langsung siswa kepada obyek yang berkaitan
dengan materi pembelajaran. Misalkan : museum, kebun binatang, tempat pameran
atau tempat karya wisata lainnya.
7.
Teknik Sinektik
Strategi pengajaran sinektik
merupakan susatu strategi untuk menjadikan suatau masyarakat intelektual yang
menyediakan berbagai siswa untuk bertindak kreatif dan menjelajahi
gagasan-gagasan baru dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan alam, teknologi,
bahasa dan seni.
Kelebihan teknik ini antara lain:
- Strategi
ini bermanfaaat untuk mengembangkan pengertian baru pada diri siswa tenang
sesuatu masalah sehingga dia sadar bagaimana bertingkah laku dalam situasi
tertentu.
- Strategi
ini bermanfaat karena dapat mengembangkan kejelasan pengertian dan
internalisasi pada diri siswa tentang materi baru.
- Strategi
ini dapat mengmbangkan berpikir kreatif, baik pada diri siswa maupun pada
guru.
- Strategi
ini dilaksanakan dalam suasana kebebasan intelektual dan kesamaan martabat
antara siswa.
- Strategi
ini membantu siswa menemukan cara berpikir baru dalam memecahkan suatu
masalah.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat kami
sampaikan yaitu bahwa metode berhubungan dengan pemilihan bahan, pengurutan
bahan, penyajian bahan dan pengulangan bahan. Ada beberapa metode yang dapat
dimanfaatkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, yaitu : metode
linguistik, The Unit Method (metode Unit), Language Control (metode pembatasan)
Method, Mim-Mem Method , Practice-theory Method, Teh Dual Language Method,
Cognate Method. Metode
Struktural Analitik Sintetik (SAS)
B. SARAN
Untuk saran dari
para pembaca kami sangat mengharapkan karena dengan saran kami pun dapat
belajar untuk lebih baik lagi dalam penulisan makalah, terimakasih atas kritik
dan saran saudara, karena itu sangat bermanfaat untuk kami. Semoga makalah ini
juga dapat bermanfaat untuk para pembaca dan khususnya untuk penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Milla Octaviani Hidayat.(2012).Metode
Pengajaran
Bahasa:[online]:http://id.scribd.com/doc/88460078/Metode-Pengajaran-Bahasa-Rio:[
25 Oktober 2012 ]
Ajeng Indah Wulansari & Tanti
Helayati.(2012).Metode Pengajaran
Oktober 2012 ]
Rohmat Nurhidayah & Iis Apriani
.(2012).Metode Pengajaran
Milla Octaviani Hidayat,Ajeng Indah
Wulansari,Tanti Helayati,Rohmat Nurhidayah, Iis Apriani, Cucu Sri
Rahayu.(2012).Pendidikan Bahasa Indonesia di SD.Jakarta:Universitas
Terbuka,2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar